Media Dakwah LPDI Al-Ihya Tuban, Dibawah bimbingan Al-Ustad Hadi Muhammad Baagil

Wikipedia

Hasil penelusuran

Sahala kitab

Kami menyediakan berbagaimacam pesanan kitab silahkan hub nomor tertera

Syekh Aun Alqaddumi

Alhamdulillah, kami akan kedatangan ulama dari yordania selengkapnya cek di fans page kami.

Al-Habib AbdulQadir Bin Ahmad Assegaff

Semakin Kamu takut kepadaNya, semakin kau dekat denganNYA.

Alhabib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Syech Abu Bakar Bin Salim

Indonesia akan menyambut guru mulia Alhabib Umar Bin Hafidz.

Alhabib Abubakar Bin Ali Almasyhur

Jika kalian masih bermalas-malasan dalam dakwah, maka tunggulah keadaan kalian lima tahun lagi akan sama dengan kami di timur-tengah.

Jumat, 11 Juli 2025

DOWNLOAD GRATIS KUMPULAN QASIDAH SALAF HADRAMAUT PART II


Qosidah adalah untaian puisi indah yang mengandung nasihat, cinta Rasul, dan semangat perjuangan dalam dakwah. Di kalangan para salaf, khususnya di Hadramaut, Yaman, qosidah bukan sekadar syair, tetapi media spiritual yang menghidupkan hati dan memperkuat hubungan dengan Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Melalui alunan nadanya yang khas dan isi yang sarat makna, qosidah salaf Hadrami menjadi warisan ruhani yang tak ternilai.

Dalam artikel ini, kami hadirkan kumpulan qosidah salaf khas Hadramaut yang bisa Anda unduh dan nikmati—baik untuk pribadi, madrasah, maupun majelis dzikir. Semoga bisa menjadi bagian dari penguat cinta kita kepada Nabi dan para wali Allah.

DOWNLOAD:

شيء لله ياحبيبنا علي

DOWNLOAD:

قصيدة حبيب علي بن حسن العطاس

DOWNLOAD:

مودع يارمضان

DOWNLOAD:

يا أل باعلوي

DOWNLOAD:

يامرحبا بك يا رمضان

DOWNLOAD:

يانبي سلام عليك



Rabu, 09 Juli 2025

Pindah Rumah? Jangan Lupa Amalkan Doa Ini untuk Ketenangan Hati


 Menempati rumah baru adalah nikmat besar yang patut disyukuri. Selain sebagai tempat tinggal, rumah juga menjadi tempat ibadah, mendidik keluarga, dan berlindung dari fitnah dunia. Namun, dalam tradisi Islam, pindah ke rumah baru bukan hanya soal kenyamanan fisik, tapi juga soal menjaga keberkahan dan perlindungan dari hal-hal gaib yang tidak terlihat.

Para ulama salaf banyak menganjurkan membaca doa-doa tertentu saat masuk rumah baru agar rumah tersebut dijauhkan dari gangguan jin, hasad, dan musibah, serta dipenuhi ketenangan dan rezeki.

Dalam artikel ini, kami sajikan doa masuk rumah baru yang bersumber dari hadits dan amalan para ulama, lengkap dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahnya. Semoga menjadi panduan yang bermanfaat bagi siapa pun yang menempati rumah baru, dan menjadikannya sebagai rumah yang penuh rahmat dan barakah.


DOWNLOAD DOA RUMAH BARU

Download Buku Latihan Imla’ (Menulis Arab) untuk Anak & Pemula II GRATIS


Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm.

Imla’ adalah salah satu pelajaran penting dalam dunia pendidikan Islam, terutama bagi santri dan pelajar pemula yang ingin belajar menulis huruf Arab dengan benar. Dengan kemampuan imla’, seseorang tidak hanya bisa membaca, tapi juga mulai terbiasa menyalin dan menulis naskah Arab dengan rapi dan kaidah yang tepat.

Namun, masih banyak lembaga pendidikan atau wali santri yang kesulitan mendapatkan buku panduan Imla’ yang sederhana, praktis, dan mudah dipahami oleh pemula. Oleh karena itu, melalui artikel ini kami sediakan kitab praktis belajar Imla’ untuk dasar, yang bisa langsung diunduh dalam format PDF maupun Word.

Kitab ini sangat cocok digunakan di madrasah diniyah, TPQ, sekolah Islam, maupun dipelajari secara mandiri di rumah. Disusun dengan contoh-contoh yang ringan dan bertahap, sehingga mudah dipahami oleh anak-anak maupun orang dewasa yang baru belajar.

Silakan unduh dan manfaatkan untuk kebaikan. Semoga menjadi amal jariyah dan berkah untuk semua yang mengajarkan dan mempelajarinya.


DOWNLOAD BUKU IMLA'

Download Surat Pernyataan Gratis: Siap Edit & Siap Pakai (Format Word)

 


Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm.

Surat pernyataan sering dibutuhkan dalam berbagai keperluan resmi — mulai dari urusan pendidikan, pekerjaan, hingga perjanjian pribadi. Namun, tak semua orang tahu cara menyusun surat pernyataan yang benar secara bahasa maupun format.

Oleh karena itu, kami hadirkan contoh surat pernyataan gratis dalam format Word (.docx) yang bisa diunduh dan disesuaikan dengan kebutuhan. File ini mudah diedit, tidak dikunci, dan dapat langsung diprint untuk keperluan penting Anda.

Kami berharap, koleksi surat ini bisa membantu memudahkan urusan administrasi Anda secara cepat dan praktis — khususnya bagi pelajar, guru, karyawan, atau masyarakat umum yang membutuhkannya.


DOWNLOAD

Selasa, 08 Juli 2025

BACAAN SALAF DI RABU TERAKHIR BULAN SHAFAR / DOA RABU WEKASAN

 


Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm.

Dalam warisan para ulama salaf, terdapat banyak amalan dan bacaan yang dianjurkan pada waktu-waktu tertentu, sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah dan ikhtiar memohon perlindungan dari berbagai bala dan musibah. Salah satu di antaranya adalah bacaan khusus yang diamalkan pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar.

Tradisi ini dikenal di kalangan sebagian Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya di lingkungan pesantren dan majelis dzikir, sebagai amalan tolak bala yang dinisbahkan kepada para salihin terdahulu. Bulan Shafar, dalam sebagian riwayat dan pengalaman ulama, diyakini sebagai bulan yang padanya terjadi banyak ujian dan musibah, sehingga dianjurkan memperbanyak doa dan dzikir pada waktu-waktu tertentu, termasuk di hari Rabu terakhir bulan ini.

Walau tidak wajib dan tidak termasuk amalan pokok dalam syariat, bacaan ini tetap diamalkan sebagai bentuk ihtiyat (kehati-hatian) dan tawasul dengan dzikir yang baik, selama tidak meyakininya sebagai sesuatu yang fardhu atau menggantikan ibadah wajib.

Dalam artikel ini, kami hadirkan bacaan yang biasa dibaca para salaf di hari Rabu terakhir bulan Shafar, lengkap dalam versi Arab, latin, serta terjemahnya. Semoga bermanfaat sebagai tambahan amalan dan wasilah kebaikan.

TELAH BERKATA ALHABIB IDRUS BIN UMAR AL-HABSYI: HENDAKNYA BACAAN INI DI BACA DI AKHIR RABU BULAN SHAFAR DENGAN NIAT PENJAGAAN, KECUKUPAN, TOLAK BALA’ UNTUK DIRINYA, KELUARGANYA, DAN SIAPAPUN YANG INGIN DI JAGA BAIK JIWA ATAU HARTA…..

 

YAITU MEMBACA SURAT الفلق   DAN AYAT {فاللهُ خيرٌ حِفظاً وهوَ أرحمُ الراحمين} DAN SEBELUM MEMBACA INI BACALAH:

 اللهم إني أقدم إليك بين يدَي ويدَي أولادي وأهل دائرتي SEBUTKAN NAMA YANG INGIN DIJAGA

KEMUDIAN MEMBACA SURAT الفلق SAMPAI AKHIR AYAT,

DAN SETELAH الفلق BACALAH AYAT  {فاللهُ خيرٌ حِفظاً وهوَ أرحمُ الراحمين}SATU KALI.

 

SETELAH ITU MEMBACA وعن يميني وعن أيمانهم KEMUDIAN MEMBACA SURAT الفلق   DAN AYAT

 {فاللهُ خيرٌ حِفظاً وهوَ أرحمُ الراحمين} SAMBIL MENOLEH KE ARAH KANAN, BEGITU JUGA CARA INI DIKERJAKAN KE ENAM ARAH.

KEMUDIAN MEMBACA : ومُحيطاً بي وبهم DAN DILANJUTKAN MEMBACA SURAT الفلق   DAN AYAT

 {فاللهُ خيرٌ حِفظاً وهوَ أرحمُ الراحمين}.

SETELAH BAACAN INI SEMUA DI BACA, LANJUTKAN DENGAN MEMBACA :

 

اللهم ياكافي البلاء إكفنا البلاء قبل نزوله من السماء SEBANYAK 7 KALI.

----------

DI ANJURKAN JUGA DI RABU INI MEMBACA AYAT KESELAMATAN ( DIBAWAH INI) SEBANYAK 7 KALI SETIAP AYATNYA :

الاولى:{سلامٌ قولاً من ربٍ رحيم}

الثانية:{سلامٌ على نوح في العالمين ¤ إنا كذلك نجزي المحسنين ¤ إنه من عبادنا المؤمنين}

الثالثة:{سلامٌ على إبراهيم ¤ كذلك نجزي المحسنين ¤ إنه من عبادنا المؤمنين}

الرابعة:{سلامٌ على موسى وهارون ¤ إنا كذلك نجزي المحسنين ¤ إنهما من عبادنا المؤمنين}

الخامسة:{سلامٌ على ال ياسين ¤ إنا كذلك نجزي المحسنين ¤ إنه من عبادنا المؤمنين}

السادسة:{سلامٌ عليكم طبتم فادخلوها خالدين}

السابعة:{سلامٌ هي حتى مطلع الفجر}.

BARANG SIAPA YANG MENGAMALKAN INI INSYAALLAH DI BERI KESELAMATAN OLEH ALLAH SWT.

DI ANJURKAN JUGA OLEH PARA SALAF DI RABU TERKAHIR INI UNTUK KELUAR BERTAMASYA KE TEMPAT-TEMPAT REKREASI SEMISAL PANTAI ATAU GUNUNG, DUDUK BERSAMA MEMBACA SEBAGIAN KITAB-KITAB SALAF ,

Bacaan do’a Haflah Di pesantren / madrasah

 

Bismillāhir-Raḥmānir-Raḥīm.

Haflah adalah salah satu momen penting dalam kehidupan sebuah madrasah atau pesantren. Biasanya diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur atas selesainya tahun ajaran, khataman kitab, atau acara wisuda santri. Di dalamnya terkandung semangat ukhuwah, doa, dan harapan baik untuk para murid, guru, dan wali santri.

Sebagaimana tradisi ulama salaf, membuka dan menutup majelis ilmu dengan doa adalah bagian dari adab Islami, sekaligus wasilah untuk memohon keberkahan ilmu, perlindungan dari fitnah zaman, serta harapan agar para murid menjadi pribadi yang berakhlak dan bermanfaat bagi umat.

Dalam artikel ini, kami sajikan contoh doa haflah penutup kegiatan di madrasah atau pesantren, dengan harapan bisa digunakan oleh para asatidz, santri, dan panitia dalam berbagai acara serupa. Doa ini disusun dengan bahasa yang menyentuh, mudah dibaca, dan penuh makna.

Semoga bermanfaat dan menjadi wasilah kebaikan yang terus mengalir.

بسم الله الرحمن الرحيم

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ ...

اَلَّلهُمَّ اجْعَلْ حَفْلَتَنَا هَذِهِ حَفْلَةً مُبَارَكَةً وَتَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهَا تَفَرُّقًا مَعْصُوْمَا، اَلَّلهُمَّ اجْعَلْنَا وَأَوْلَادَنَا وَذُرِّيَّاتَنَا وَتَلَامِذَنَا وَتَلَامِـــــــــــذَ هَذَا الْمَعْهَدِ ( jika dipesantren ) / هَذِهِ الْمَدْرَسَةْ (jika di madrasah  )، وَاَسَاتِذَ هَذَا الْمَعْهَدِ ( jika dipesantren ) / هَذِهِ الْمَدْرَسَةْ (jika di madrasah  )، مِنْ اَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْاَنِ وَاَهْلِ الْعَمَلِ وَاَهْلِ الْاِخْلَاصِ وَاَهْلِ الطَّاعَةِ ، وَلَا تَجْعَلْنَا وَاِيَّاهُمْ مِنْ اَهْلِ الشَّرِّ وَالضَّيْرِ وَالضَّلَالِ وَالطُّغْيَانِ وَالْمَعْصِيَةِ، رَبَّنَا زِدْ لَنَا عُلُومًا نَافِعَةً مُبَارَكَةً ، وَوَسِّعْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمَحْبُوبِينَ فِي قَلُوبِ عِبَادِكَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُقَرَّبِينَ ، يا كَثِيرَ النَّوَالِ، يا حَسَنَ الْفِعَالِ، يا مُبْدِئًا بِلَا مِثَالْ، فَلَكَ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ وَالشَّرَفُ عَلَى كُلِّ حَالْ ، رَبَّنَا اَتِنَا فِي الدُّنْيا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ، فَنَسْأَلُكَ ياَرَبْ بِجَاهِ النَّبِيِّ وَآلَ النَّبِيِّ وَالَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ ،، بِسِرِّ الْفَاتِحَةْ...

KISAH KYAI AS’AD SYAMSUL ARIFIN DENGAN PREMAN SANDAL

 

Kehilangan sandal akan semakin massif di waktu salat jumat. Sebab, yang berjamaah tidak hanya para santri yang ada dalam pesantren, tapi juga warga sekitar. Jumlah sandal yang ada di luar pelataran serambi masjid akan berjubel banyaknya—tentu dengan beragam merek dan model yang lebih bagus dari sekadar sandal jepit atau bakiak yang digunakan santri.


Jika sudah begini, kadang yang terjadi adalah pencurian sandal betulan yang tidak dipakai hanya sebagai alas kaki pulang ke rumah, tapi benar-benar dicuri tanpa ada niat untuk mengembalikan. Untuk itulah, pada suatu Jumat, Kiai As’ad mendatangi salah satu dedengkot preman guna mengatasi hal itu.

“Sandal jamaah di masjid ini sering hilang kalau salat Jumat. Saya bisa minta tolong untuk mengamankannya agar tidak hilang?” pinta Kiai As’ad seperti yang diriwayatkan ulang secara detail oleh cucunya H. Ikrom Hasan

Dedengkot preman yang diajak berbicara justru senang ketika Kiai As’ad berkunjung dan sama sekali tidak takut karena ilmu bela dirinya. Di dalam lingkungan di sekitar pesantren, kiai memang biasanya menjadi sosok yang sangat dihormati sekaligus disegani. Bahkan, melawannya dianggap bisa membikin kualat. 

Itu juga yang membuat si preman merasa tidak keberatan dengan permintaan Kiai As’ad. “Gampang itu, Kiai. Paling yang mencuri ya masih anak buah saya. Biar saya yang jaga,” tanggap si preman, bangga karena dipercaya dan merasa berguna bagi masyarakat.

Pada akhirnya, pembicaraan itu diakhiri dengan kesepakatan. Si preman tidak apa-apa tidak ikut salat Jumat—toh dia juga tidak pernah salat sebelumnya—tetapi ia akan menjaga setiap pasang sandal yang ada di luar pelataran masjid sepanjang salat Jumat berlangsung. Terutama saat salat Jumat sudah berakhir.

Waktu salat Jumat pun tiba. Si preman datang dan berjaga-jaga di dekat masjid. Benar saja, sejak kehadiran dedengkot preman ini, tidak ada sandal yang hilang. Barangkali jamaah yang ingin “menukar” sandal jeleknya dan memilih sandal yang lebih bagus merasa jeri ketika melihat ada dedengkot preman di daerah tersebut terus mengawasi jamaah yang keluar dari masjid usai salat Jumat.

Penjagaan ini pun terus berlanjut sampai pada salat Jumat keempat, atau sudah masuk satu bulan. Lama-lama, si preman merasa ada yang aneh. Sebagai sosok yang punya pengaruh dan ditakuti oleh banyak orang di kampungnya, si preman merasa menjaga sandal adalah pekerjaan yang hina untuk level sekelas dirinya.

Untuk itu, si preman menghadap ke Kiai As’ad karena ingin protes. “Masa saya harus jaga sandal tukang becak, penjual kacang goreng, dan orang-orang remeh gini?” gugatnya. “Justru harusnya orang-orang ini yang jaga sandal saya, bukan malah sebaliknya."

Dengan gestur seperti orang bingung, Kiai As’ad malah balik bertanya, “Kalau sampeyan ikut salat Jumat, terus siapa yang harus jaga sandal?”

Si preman bingung. Betul juga, pikirnya. Sampai akhirnya si preman punya ide. “Tenang, Kiai. Saya punya banyak anak buah. Biar mereka yang menjaga, saya biar salat,” katanya sambil bangga karena sandalnya bakalan jadi sandal yang dijaga. Tanpa pikir panjang, Kiai As’ad pun setuju.

Proses yang sama pun berlanjut secara berkesinambungan. Si preman mengajak salah satu anak buahnya, dan memintanya untuk menjaga sandal. Sampai beberapa salat Jumat, si anak buah ini jadi jengkel. “Masa preman suruh jaga sandal preman,” gugat si anak buah yang juga ingin sandalnya ikut dijaga.

Si dedengkot preman kemudian meminta si anak buah untuk mencari temannya dulu sebelum memutuskan untuk ikutan salat Jumat. Sampai akhirnya berangsur-angsur, preman di sekitar lingkungan pesantren jadi ikut-ikutan salat Jumat hanya karena alasan sepele: ingin sandalnya dijaga orang lain.

Ratib al-Haddad: Amalan Pendek, Fadhilah Dahsyat!



 Dzikir adalah benteng hati dan cahaya ruhani seorang Muslim. Dalam tradisi Ahlussunnah wal Jamaah, banyak dzikir yang dirangkai oleh para ulama salih agar mudah diamalkan umat, salah satunya adalah Ratib al-Haddad.

Ratib ini disusun oleh seorang wali besar, Al-Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad, seorang ulama besar dari Hadhramaut, Yaman, yang dikenal luas karena ilmu, akhlak, dan warisan amalannya yang agung. Ratib al-Haddad berisi ayat-ayat Al-Qur’an, doa-doa ma’tsurat, dan dzikir pilihan yang mengandung banyak keutamaan, seperti perlindungan dari gangguan jin dan manusia, ketenangan jiwa, serta memperkuat hubungan dengan Allah.

Amalan ini telah dibaca oleh jutaan umat Islam di berbagai belahan dunia, terutama di kalangan pesantren, majelis taklim, dan keluarga Muslim Ahlussunnah. Sangat dianjurkan diamalkan secara rutin pada malam hari, terutama setelah Isya.

Melalui artikel ini, kami sajikan teks Ratib al-Haddad lengkap, disertai versi Arab, agar dapat diamalkan dengan mudah oleh siapa pun yang ingin mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir yang bersanad dan terjaga ini.

راتب الحداد

1. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ. غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ..

2. وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ. لاَ اِلٰهَ اِلاَّ هُوَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمُ. اَلله ُلاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ. لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ. لَهُ مَا فِي السَّمٰوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ. مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ. وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَۤاءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضَ. وَلاَ يَؤُدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ..

3. ِللهِ مَا فِي السَّمٰوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ. وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ الله ُ. فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَۤاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَۤاءُ. وَالله ُعَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اٰمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ. كُلٌّ اٰمَنَ بِاللهِ وَمَلٰۤئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ. لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ. وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لاَ يُكَلِّفُ الله ُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا. لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا. رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا. رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا. أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ..

4. لاَ اِلٰهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِىْ وَيُمِيْتُ، وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.. (3×)

5. سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ ِللهِ، وَلاَ اِلٰهَ إِلاَّ الله ُ، وَالله ُأَكْبَرُ.. (3×)

6. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.. (3×)

7. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.. (3×)

8. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ، اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ.. (3×)

9. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ.. (3×)

10. بِسْمِ اللهِ الَّذِىْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى اْلأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.. (3×)

11. رَضِيْنَا بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا.. (3×)

12. بِسْمِ اللهِ، وَالْحَمْدُ ِللهِ، وَالْخَيْرُ وَالشَّرُّ بِمَشِيْئَةِ اللهِ.. (3×)

13. اٰمَنَّا بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ، تُبْنَا اِلَى اللهِ بَاطِنًا وَ ظَاهِرًا.. (3×)

14. يَا رَبَّنَا وَاعْفُ عَنَّا وَامْحُ الَّذِىْ كَانَ مِنَّا.. (3×)

15. يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، أَمِتْنَا عَلَى دِيْنِ اْلإِسْلاَمِ.. (7×)

16. يَا قَوِيُّ يَا مَتِيْنُ، اِكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ.. (3×)

17. أَصْلَحَ الله ُ أُمُوْرَ الْمُسْلِمِيْنَ، صَرَفَ الله ُشَرَّ الْمُؤْذِيْنَ.. (3×)

18. يَا عَلِىُّ يَا كَبِيْرُ، يَا عَلِيْمُ يَا قَدِيْرُ، يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ، يَا لَطِيْفُ يَا خَبِيْرُ.. (3×)

19. يَا فَارِجَ الْهَمِّ، يَا كَاشِفَ الْغَمِّ، يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ.. (3×)

20. أَسْتَغْفِرُ الله َرَبَّ الْبَرَايَا، أَسْتَغْفِرُ الله َمِنَ الْخَطَايَا.. (3×)

21. لاَ اِلٰهَ اِلاَّ الله ..ُ (5×)

22. مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّفَ وّمَجَّدَ وَعَظَّمَ وَرَضِىَ الله ُتَعَالَى عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ..

23. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ الله ُأَحَدٌ. اَلله ُالصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.. (3×)

24. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ.. (1×)

25. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ اِلٰهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِىْ يُوَسْوِسُ فِىْ صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.. (1×)

التوسل

1.     اَلْفَاتِحَةُ اِلَى رُوْحِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ. اِنَّ الله َيُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاٰخِرَةِ وَيَجْعَلُنَا مِنْ حِزْبِهِمْ وَيَرْزُقُنَا مَحَبَّتَهُمْ وَيَتَوَفَّانَا عَلَى مِلَّتِهِمْ وَيَحْشُرُنَا فِى زُمْرَتِهِمْ. اَلْفَـاتِحَةَ

2.     اَلْفَاتِحَةُ اِلَى رُوْحِ سَيِّدِنَا الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِىٍّ بَاعَلَوِىٍّ وَاُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ وَذَوِى الْحُقُوْقِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ. اِنَّ الله َيَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ وَنَفَحَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاٰخِرَةِ. الفَـاتِحَةَ

3.     ثُمَّ اِلَى سَيِّدِنَا الْحَبِيْبِ صَاحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ اْلاِرْشَادِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَلَوِىّ الْحَدَّادِ وَاُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ وَذَوِى الْحُقُوْقِ عَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ. اِنَّ الله َيَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاٰخِرَةِ. الفَـاتِحَةَ

4.     ثُمَّ اِلَى أَرْوَاحِ اْلاَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَاْلاَئِمَّةِ الرَّاشِدِيْنَ، ثُمَّ اِلَى أَرْوَاحِ وَالِدِيْنَا وَمَشَايِخِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَذَوِى الْحُقُوْقِ عَلَيْنَا أَجْمَعِيْنَ، ثُمَّ اِلَى أَرْوَاحِ أَمْوَاتِ هٰذِهِ الْبَلْدَةِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اِنَّ الله َيَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ وَأَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاٰخِرَةِ. الفَـاتِحَةَ

5.     اَلْفَاتِحَةُ بِنِيَّةِ الْقَبُوْلِ وَالْوُصُوْلِ وَحُصُوْلِ تَمَامِ كُلِّ سُوْلٍ وَمَأْمُوْلٍ وَصَلاَحِ الشَّانِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلاٰخِرَةِ دَافِعَةً لِكُلِّ شَرٍّ جَالِبَةً لِكُلِّ خَيْرٍ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا  وَلأَوْلاَدِنَا وَلأَحْبَابِنَا وَمَشَايِخِنَا فِى الدِّيْنِ مَعَ اللُّطْفِ وَالْعَافِيَةِ وَعَلَى نِيَّةِ أَنَّ الله َيُنَوِّرُ قُلُوْبَنَا وَقَوَالِبَنَا مَعَ التُّقَى وَالْهُدَى وَالْعَفَافِ وَالْمَوْتِ عَلَى دِيْنِ اْلاِسْلاَمِ وَاْلاِيْمَانِ بِلاَ مِحْنَةٍ وَلاَ اِمْتِحَانٍ بِجَاهِ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانِ جَامِعَةً لِكُلِّ نِيَّةٍ صَالِحَةٍ وَزِيَادَةً وَمَحَبَّةً فِى شَرَفِ الْحَبِيْبِ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. الفَـاتِحَةَ

ثم يقرأ هذا الدعاء – kemudian membaca doa ini –

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

          اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِىْ ثَنَاءً عَلَيْكَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضٰى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضٰى. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلأَوَّلِيْنَ. وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنِا مُحَمَّدٍ فِى الَمَلإَِ اْلأَعْلَى اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَتَّى تَرِثَ اْلأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ. اللّهُمَّ اِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْدِعُكَ أَدْيَانَنَا وَأَبْدَانَنَا وَأَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَوْلاَدَنَا وَأَمْوَالَنَا وَكُلَّ شَيْئٍ أَعْطَيْتَنَا. اللّهُمَّ اجْعَلْنَا وَاِيَّاهُمْ فِى كَنَفِكَ وَأَمَانِكَ وَجِوَارِكَ وَعِيَاذِكَ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِىْ عَيْنٍ وَذِىْ بَغْيٍ وَمِنْ شَرِّ ذِىْ شَرٍّ، إِنَكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اللّهُمَّ اجْعَلْنَا وَاِيَّاهُمْ بِالْعَافِيَةِ وَالسَّلاَمَةِ. وَحَقِّقْنَا وَاِيَّاهُمْ بِالتَّقْوَى وَاْلإِسْتِقَامَةِ. وَأَعِذْنَا وَاِيَّاهُمْ مِنْ مُوْجِبَاتِ النَّدَامَةِ فِى الْحَالِ وَالْمآلٍ، إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَِلأَوْلاَدِنَا وَلِمَشَايِخِنَا فِى الدِّيْنِ وَلِمُعَلِّمِيْنَا وَأَصْحَابِنَا وَمَنْ أَحَبَّنَا فِيْكَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. وَصَلِّ اللّهُمَّ بِجَمَالِكَ وَجَلاَلِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. اللّهُمَّ ارْزُقْنَا كَمَالَ الْمُتَابَعَةِ لَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. بِفَضْلِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ (3×)

يَا عَالِمَ السِّرِّ مِنَّا لاَ تَهْتِكِ السِّتْرَ عَنَّا وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَكُنْ لَنَا حَيْثُ كُنَّا (3×)

يَا الله ُبِهَا يَا الله ُبِهَا يَا الله ُبِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ (3×)

يَا لَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا فِيْمَا نَزَلَ إِنَّكَ لَطِيْفٌ لَمْ تَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ (3×)

KHUTBAH JUM'AT Tema: Jangan Salah Pilih Pemimpin: Nasihat Al-Qur’an dan Sunnah untuk Um

 
Khutbah I

 الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ  أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Persoalan pemimpin dalam Islam sangat krusial. Ia dibutuhkan dalam masyarakat atau komunitas bahkan dalam lingkup yang sangat kecil sekalipun. Adanya pemimpin mengandaikan adanya sistem secara lebih terarah. Tentu saja pemimpin di sini bukan seseorang dengan otoritas mutlak. Ia dibatasi oleh syarat-syarat tertentu yang membuatnya harus berjalan di atas jalan yang benar.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda:

 إِذَا كَانَ ثَلاَثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ

“Bila ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud)

Hadits ini memuat pesan bahwa kepemimpinan adalah hal penting dalam sebuah aktivitas bersama. Perjalanan tiga orang bisa dikatakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim kecil. Artinya, perintah Nabi tersebut tentu lebih relevan lagi bila diterapkan dalam konteks komunitas yang lebih besar, mulai dari tingkat rukun tentangga (RT), rukun warga (RW), desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga negara. Juga ada lingkup-lingkup aktivitas lainnya yang memperlukan kebersamaan.

Hadirnya pemimpin membuat kerumunan massa menjadi jamaah yang terorganisasi: ada tujuan, pembagian peran, dan aturan yang ditegakkan bersama. Bisa dibayangkan seandainya sebuah wilayah dengan populasi yang banyak tanpa pemimpin. Tentu kekacauan aka nada di mana-mana karena kehidupan sosial tidak terkontrol, kejahatan tanpa sanksi, dan sumber daya alam tidak terkelola secara tertib. Tak heran jika ada pendapat yang mengatakan bahwa pemimpin yang zalim lebih baik daripada tanpa kepemimpinan.

Tentu ini bukan hendak menoleransi karakter pemimpin yang sewenang-wenang melainkan petunjuk betapa pentingnya mengangkat pemimpin dalam Islam.

Imam Al-Ghazali mengaitkan pentingnya pemimpin dengan kelestarian agama sebagai berikut:

المُلْكُ وَالدِّيْنُ تَوْأَمَانِ فَالدِّيْنُ أَصْلٌ وَالسُّلْطَانُ حَارِسٌ وَمَا لَا أَصْلَ لَهُ فَمَهْدُوْمٌ وَمَا لَا حَارِسَ لَهُ فَضَائِعٌ 

“Kekuasaan dan agama merupakan dua saudara kembar. Agama sebagai landasan dan kekuasaan sebagai pengawalnya. Sesuatu yang tidak memiliki landasan pasti akan tumbang. Sedangkan sesuatu yang tidak memiliki pengawal akan tersia-siakan.” (Abu Hamid al-Ghazali, Ihyâ Ulumiddin, tt, Beirut: Darul Ma’rifah, Juz 1, h. 17)

 Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Dengan demikian, kita sebagai Muslim sekaligus warga negara yang baik punya tanggung jawab untuk mengangkat pemimpin. Dalam sistem pemilihan umum yang dianut di Indonesia, partisipasi masyarakat dalam memilih sangat signifikan. Pilihan mereka menentukan kualitas kepemimpinan di masa-masa yang akan datang.

Pertanyaannya adalah pemimpin seperti apa mesti kita pilih?  Sebagaimana yang tersemat dalam diri Rasulullah, kriteria pemimpin setidaknya memiliki empat sifat, yakni shiddiq (jujur), amanah (bertanggung jawab dan dapat terpercaya), tabligh (aspiratif dan dekat dengan rakyat), fathanah (cerdas, visioner).

 Inilah sifat-sifat ideal yang mesti ada dalam diri pemimpin, di mana pun levelnya, apa pun jenis institusinya. Kita bisa saja pesimis terhadap pilihan-pilihan yang ada di hadapan kita karena tidak memenuhi idealitas empat kriteria tadi. Tapi keputusan untuk diam sama sekali, misalnya dengan menjadi golput, jelas tidak lebih baik.

Dalam al-Quran, Allah telah menjelaskan di beberapa ayat, siapakah sosok pemimpin yang ideal dalam islam.

Ketika Allah menceritakan proses pengangkatan Nabi Yusuf, sebagai bendahara Mesir, Allah menyebutkan bagaimana al-Aziz, pemuka mesir memuji Yusuf,

إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ

“Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi amanah pada sisi kami”.

Kemudian dilanjutan ayat, Yusuf alaihis salam menyatakan,

قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ

Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”. (QS. Yusuf: 54 – 55)

Di sinilah kesempurnaan Yusuf ‘alaihis salam, beliau memiliki 4 kriteria yang mencerminkan pemimpin ideal,

مَكِينٌ – أَمِينٌ – حَفِيظٌ – عَلِيمٌ

o    مَكِينٌ: memiliki kedudukan, sehingga beliau dihormati dan bisa melaksanakan tugasnya tanpa ada yang menghalangi.

o    أَمِينٌ: beliau orang yang amanah, yang memiliki rasa takut kepada Allah, sehingga tidak mungkin mengkhianati rakyatnya.

o    حَفِيظٌ: beliau orang yang mampu menjaga, teliti, bukan orang yang teledor, dan bukan orang yang menggampangkan masalah.

o    عَلِيمٌ : beliau orang yang berilmu, paham bagaimana cara mengatur pemerintahan dengan benar. Mengetahui skala prioritas bagi negaranya.

Sehingga dengan 4 karakter ini, beliau menjadi pemimpin yang ideal.

Demikian pula karakter Jibril yang Allah amanahi menyampaikan wahyu kepada para rasul-Nya, karakter Jibril yang Allah puji dalam al-Quran,

إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ .ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ . مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ

Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),  yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi amanah. (QS. At-Takwir: 19 – 21).

Jibril memiliki karakter yang sempurna, sehingga Allah tunjuk untuk mengemban tugas paling berat, mengantarkan wahyu kepada para utusan Allah yang ada di muka bumi.

Dan seperti itulah selayaknya pemimpin yang menjadi wakil bagi rakyatnya, dia orang yang terhormat bukan manusia rendahan, memiliki kemampuan dan profesionalitas, dan amanah dalam mengemban tugas.

Sebab, umat tidak dipaksa memenuhi idealitas ketika hal itu tidak memungkinkan, tapi ia berkewajiban berikhtiar membuat pilihan yang “paling ideal” di antara orang-orang yang tak ideal. Atau dengan bahasa lain, memilih terbaik di antara yang terburuk. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Lantas dari mana kita mengetahui kriteria-kriteria itu? Cara paling mudah adalah pertama dengan melihat rekam jejaknya. Sebagai rakyat yang bakal dipimpin, pemilik hak suara mesti aktif mencari tahu tentang kualitas calon pemimpin yang hendak mereka pilih. Sebab, sikap pasif tidak hanya membuat seseorang buta informasi tapi juga mudah dibohongi, bahkan diadu-domba. Musyawarah Alim Ulama NU pada tahun 2012 pernah mendiskusikan persoalan ini dan berujung pada kesimpulan tidak boleh mencalonkan diri, dicalonkan, dan dipilih untuk menduduki jabatan publik (urusan rakyat/umat), orang yang terkena satu di antara beberapa hal berikut:

(1) terbukti atau diduga kuat pernah melakukan korupsi,

(2) mengabaikan kepentingan rakyat,

(3) cenderung memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi,

(4) gagal dalam melaksanakan tugas-tugas jabatan sebelumnya.

Dasar tentang hal ini sangat jelas: 

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil...” (QS an-Nisa: 58)

 Kedua, cara calon pemimpin untuk naik ke kursi kepemimpinan. Secara ideal pemimpin tidak dianjurkan mencalonkan atau mengajukan dirinya sendiri, melainkan dicalonkan atau diajukan oleh masyarakat. Namun, bila hal ini tidak terlaksana, setidaknya ia menggunakan cara-cara bersih dalam menunaikan proses pencalonan, kampanye, hingga prosedur pemilihan yang disepakati bersama. Calon pemimpin wajib mengedepankan watak kejujuran (shiddiq) karena ini bekal paling mendasar dalam mewujudkan tata pemerintahan yang bersih nanti. Kejujuran tersebut diaplikasikan mulai dari tidak melakukan politik uang (risywah), tidak membual dengan janji-janji palsu, dan sejenisnya. Juga menandakan sebagai pribadi yang amanah, tidak menyeleweng dari tanggung jawab. Pemimpin memang memiliki hak politik, kewenangan-kewenangan, tapi jangan lupa bahwa ia juga memiliki tanggung jawab untuk berbuat adil dan berpihak pada kesejahteraan umum. Calon pemimpin yang baik juga merupakan mereka yang aspiratif terhadap cita-cita rakyat (tabligh). Ia dekat dengan masyarakat, mau bertukar pikiran (musyawarah), dan peduli terhadap kepentingan publik. Tindak lanjut dari hal ini terencananya program-program bermanfaat yang hanya bisa dilakukan oleh pemimpin-pemimpin yang visoner dan cerdas (fathanah). Bila sejak pencalonan saja, seseorang terindikasi kuat bakal menyalahgunakan wewenang—misalnya dengan money politics—rakyat yang memilih calon tersebut sejatinya sedang berbuat zalim. Pertama, zalim kepada dirinya sendiri karena menjatuhan dirinya pada “politik dagang sapi”. Kedua, zalim kepada orang lain sebab ia mengorbankan masa depan kepentingan publik dengan memilih calon pemimpin yang kotor. Ibnu ‘Asyur dalam kitab tafsir at-Tahrîr wat Tanwîr, mengutip pernyataan Imam Fahruddin ar-Razi, mengatakan:

 قَالَ الفَخْرُ : إِنْ أَرَادَ الرَّعِيَّةُ أَنْ يَتَخَلَّصُوا مِنْ أَمِيْرٍ ظَالِمٍ فَلْيَتْرَكُوْا الظُّلْمَ

“Jika rakyat ingin terbebas dari pemimpin yang zalim maka ia harus meninggalkan perbuatan zalim itu sendiri.”

Pernyataan ini dilontarkan saat memberikan tafsir ayat:

 وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

 “Dan demikianlah kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan.” (QS al-An’am: 129)

 Demikianlah, partisipasi masyarakat dalam hal kepemimpinan amatlah penting, dan lebih penting lagi memilih pemimpin yang benar-benar berpihak pada kemaslahatan orang banyak. Hal itu tentu tak akan terwujud bila tidak dimulai dari diri kita sendiri. Sekali lagi, “Jika rakyat ingin terbebas dari pemimpin yang zalim maka ia harus meninggalkan perbuatan zalim itu sendiri.”  Kita berdoa semoga pemilihan umum di Indonesia, di mana pun berada, berjalan dengan aman, damai, adil, dan jujur. Kita sebagai warga negara semoga dapat memberikan hal terbaik bagi bangsa dan negara ini. Wallahu a’lam.

 بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

 

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ