Media Dakwah LPDI Al-Ihya Tuban, Dibawah bimbingan Al-ustad Hadi Muhammad Baagil

Jumat, 15 April 2016

HUKUM DELIMA HAJI TERLALU LAMA MENUNGGU



Deskripsi masalah :
Pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah Haji dan Umrah merupakan impian semua umat islam. Pak Ahmad yang berprofesi sebagai penarik becak, Al-hamdulillah dapat mengumpulkan dana sebesar Rp.50.000.000 (lima puluh juta ), sayangnya ketika ingin mendaftar haji dia mendapatkan informasi harus waiting list selama lima belas tahun. Ada alternatif lain berangkat ke tanah suci dengan menunaikan umroh terlebih dahulu, dan itu dapat dilakukan secepat mungkin.

a.     Bolehkah Pak Ahmad berangkat umroh terlebih dahulu ?

Jawaban :
Dalam masalah ini ada dua pendapat :
1.        Diperbolehkan melakukan umroh[1] dengan catatan isthith’ahnya terjadi di selain bulan-bulan pelaksanaan haji (Syawal, Dzul Qo’dah, dan Dzul Hijjah).
2.        Tidak diperbolehkan, dalam arti pak Ahmad harus mendaftarkan uang tersebut untuk haji dengan alasan sebagaimana berikut ;
1)      Haji lebih utama daripada umroh
2)      Kewajiban haji disepakati ulama, berbeda dengan umroh
3)      Aspek ihyaul ka’bah (meramaikan ka’bah) ibadah haji lebih kuat dari pada umroh
Referensi :
@   تحفة المحتاج في شرح المنهاج - (14 / 259)
( قوله : في المتن والاستطاعة ، وهي نوعان أحدهما استطاعة مباشرة ) لو استطاع مباشرة أحد النسكين دون الآخر بحيث لو أتى بأحدهما عجز عن مباشرة الآخر بحيث لا يمكن الإتيان به إلا باستنابة غيره فهل يتخير في المباشرة بينهما أو تجب مباشرة الحج الذي يظهر الثاني ؛ لأن الحج أفضل وأعظم وأعم إحياء ولهذا لا يحصل بالعمرة الإحياء الواجب ولأنه متفق على وجوبه بخلاف العمرة
b.     Jika Pak Ahmad memilih berangkat Umroh terlebih dahulu sehingga sisa dana tidak cukup untuk berangkat Haji, apakah bisa dikatagorikan ‘Adamul-Istitho’ah untuk menunaikan Haji ?
Jawaban :
Bisa dikatagorikan ‘Adamul-Istitho’ah. [2]
Referensi :
@   حاشية الجمل على شرح المنهج- (8 / 456(
وبقي شرط ثامن صرح به البلقيني وهو أن يوجد المعتبر في الإيجاب في الوقت أي وقت خروج أهل بلده فلو استطاع في رمضان ثم افتقر قبل شوال فلا استطاعة وكذا لو افتقر بعد حجهم وقبل الرجوع لمن يعتبر في حقه الذهاب ، والإياب كما سيأتي ا ه ـ

c.     Apabila Pak Ahmad memilih mendahulukan haji kemudian dalam masa penantiannya dia jatuh bangkrut, berdosakah dia karena tidak segera menunaikan Umroh?
Jawaban :
Tidak berdosa karena kewajiban umroh bersifat ‘Ala attarokkhi (tidak harus segera dilaksanakan)   dengan disertai syarat :
·         Ada ‘azm (niatan kuat) untuk menjalankan umroh
·         Ada keyakinan masih dapat melaksanakan umroh
Referensi :

@   تحفة المحتاج بشرح المنهاج  - (1 / 2(
ولا يجبان بأصل الشرع في العمر إلا مرة وهما على التراخي بشرط العزم على الفعل بعد وأن لا يتضيقا بنذر أو خوف عضب أو تلف مال بقرينة ولو ضعيفة كما يفهمه قولهم لا يجوز تأخير الموسع إلا إن غلب على الظن تمكنه منه أوبكونهما قضاء عما أفسده ومتى أخر فمات تبين فسقه بموته من آخر سني الإمكان إلى الموت فيرد ما شهد به وينقض ما حكم به
 ( Sail, PP. Hamidy )



[1] Catatan : KH M.Najih Maimoen mengatakan Jawaban boleh hanya relevan bagi orang kaya saja, sedang untuk orang miskin (seperti Pak Ahmad yang dalam deskripsi soal berprofesi sebagai penarik becak), ia harus mendaftar haji dan tidak boleh mendahulukan umroh.

[2] Catatan : Istitho’ah terhitung sejak awal syawal sampai tanggal sepuluh Dzul hijjah.

0 komentar:

Posting Komentar