Pergi ke tanah suci
untuk menunaikan ibadah Haji dan Umrah merupakan impian semua umat islam. Pak
Ahmad yang berprofesi sebagai penarik becak, Al-hamdulillah dapat mengumpulkan
dana sebesar Rp.50.000.000 (lima puluh juta ), sayangnya ketika ingin mendaftar
haji dia mendapatkan informasi harus waiting list selama
lima belas tahun. Ada alternatif lain berangkat ke tanah suci dengan menunaikan
umroh terlebih dahulu, dan itu dapat dilakukan secepat mungkin.
a. Bolehkah Pak Ahmad
berangkat umroh terlebih dahulu ?
Jawaban :
Dalam masalah ini ada dua pendapat :
1. Diperbolehkan melakukan umroh[1]
dengan catatan isthith’ahnya terjadi di selain bulan-bulan pelaksanaan
haji (Syawal, Dzul Qo’dah, dan Dzul Hijjah).
2. Tidak diperbolehkan, dalam arti pak Ahmad harus
mendaftarkan uang tersebut untuk haji dengan alasan sebagaimana berikut ;
1)
Haji lebih utama daripada umroh
2)
Kewajiban haji disepakati ulama, berbeda dengan umroh
3)
Aspek ihyaul ka’bah (meramaikan ka’bah) ibadah haji
lebih kuat dari pada umroh
Referensi :
@ تحفة
المحتاج في شرح المنهاج - (14 / 259)
( قوله : في المتن والاستطاعة ، وهي نوعان أحدهما استطاعة مباشرة )
لو استطاع مباشرة أحد النسكين دون الآخر بحيث لو أتى بأحدهما عجز عن مباشرة
الآخر بحيث لا يمكن الإتيان به إلا باستنابة غيره فهل يتخير في المباشرة بينهما أو
تجب مباشرة الحج الذي يظهر الثاني ؛ لأن الحج أفضل وأعظم وأعم إحياء ولهذا لا يحصل
بالعمرة الإحياء الواجب ولأنه متفق على وجوبه بخلاف العمرة
b.
Jika Pak Ahmad memilih
berangkat Umroh terlebih dahulu sehingga sisa dana tidak cukup untuk berangkat
Haji, apakah bisa dikatagorikan ‘Adamul-Istitho’ah untuk menunaikan Haji ?
Jawaban :
Bisa dikatagorikan ‘Adamul-Istitho’ah. [2]
Referensi :
@ حاشية الجمل
على شرح المنهج- (8 / 456(
وبقي شرط
ثامن صرح به البلقيني وهو أن يوجد المعتبر في الإيجاب في الوقت أي وقت خروج أهل
بلده فلو استطاع في رمضان ثم افتقر قبل شوال فلا استطاعة وكذا لو افتقر بعد
حجهم وقبل الرجوع لمن يعتبر في حقه الذهاب ، والإياب كما سيأتي ا ه ـ
c.
Apabila Pak Ahmad
memilih mendahulukan haji kemudian dalam masa penantiannya dia jatuh bangkrut,
berdosakah dia karena tidak segera menunaikan Umroh?
Jawaban :
Tidak berdosa karena
kewajiban umroh bersifat ‘Ala attarokkhi (tidak harus segera
dilaksanakan) dengan disertai syarat :
·
Ada ‘azm (niatan kuat) untuk menjalankan umroh
·
Ada keyakinan masih dapat melaksanakan umroh
Referensi :
@ تحفة
المحتاج بشرح المنهاج - (1 / 2(
ولا يجبان
بأصل الشرع في العمر إلا مرة وهما على التراخي بشرط العزم على الفعل بعد وأن لا
يتضيقا بنذر أو خوف عضب أو تلف مال بقرينة ولو ضعيفة كما يفهمه قولهم لا يجوز
تأخير الموسع إلا إن غلب على الظن تمكنه منه أوبكونهما قضاء عما أفسده ومتى أخر
فمات تبين فسقه بموته من آخر سني الإمكان إلى الموت فيرد ما شهد به وينقض ما حكم
به
( Sail, PP. Hamidy )
[1] Catatan : KH
M.Najih Maimoen mengatakan Jawaban boleh hanya relevan bagi orang kaya saja,
sedang untuk orang miskin (seperti Pak Ahmad yang dalam deskripsi soal
berprofesi sebagai penarik becak), ia harus mendaftar haji dan tidak boleh
mendahulukan umroh.
0 komentar:
Posting Komentar